Wednesday, August 24, 2011

Adab Berbuka Puasa

     Orang yang berpuasa dianjurkan untuk mempercepat berbuka jika memang masuk waktu berbuka. Tidak boleh menundanya meski ia merasa masih kuat untuk berpuasa. ‘Amr bin Maimun Al-Audi meriwayatkan, “Para sahabat Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang paling cepat berbukanya dan yang paling lambat sahurnya.” (HR. Al-Baihaqi, 4/238, dan Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah menshahihkan sanadnya) Berkata Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah, “Cepat-cepat berbuka puasa (dianjurkan) bila telah terbenam matahari, bukan karena adzan. Namun diwaktu sekarang (banyak) manusia menyesuaikan adzan dengan jam-jam mereka. Maka bila matahari telah terbenam boleh bagi kalian berbuka walaupun muadzdzin belum mengumandangkan adzan.” (Asy-Syarh Al-Mumti’)
     Buka puasa dilakukan dalam keadaan mengetahui dengan yakin bahwa matahari telah terbenam. Hal ini bisa dilakukan dengan melihat di lautan dan cara lainnya. Adapun hanya sekedar menduga dengan kegelapan dan semisalnya, maka bukan dalil atas terbenamnya matahari. Wallahu a’lam.
     Mempercepat buka puasa adalah mengikuti Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sahl bin Sa’ad radhiyallhu ‘anhu meriwayatkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Senantiasa umatku berada di atas Sunnahku selama mereka tidak menunggu (munculnya) bintang ketika hendak berbuka.” (HR. Al-Hakim, Ibnu Hibban) Mempercepat berbuka puasa akan mendatangkan kebaikan bagi pelakunya. Seperti yang diriwayatkan Sahl bin Sa’ad radhiayallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Senantiasa manusia berada dalam kebaikan selama mereka mempercepat buka puasa.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
     Mempercepat berbuka puasa adalah perbuatan menyelisihi Yahudi dan Nashara. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Senantiasa agama ini nampak jelas selama manusia mempercepat buka puasa karena Yahudi dan Nashara mengakhirkannya.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasai) Selain itu, mempercepat buka puasa termasuk akhlak kenabian. Sebagaimana dikatakan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Tiga hal dari akhlak kenabian: mempercepat berbuka, mengakhirkan sahur, dan meletakan tangan kanan di atas tangan kiri dalam shalat.” (HR. Ad-Daruquthni, dan Al-Baihaqi)
    Orang harus berbuka puasa lebih dahulu sebelum shalat Magrib, berdasarkan hadis Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berbuka puasa sebelum shalat (Magrib) dan makanan yang paling dianjurkan untuk berbuka puasa adalah kurma. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Adalah Nabi shallallahu alaihi wasallam berbuka dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat (Magrib), bila tidak ada ruthab maka dengan tamr (kurma yang matang), bila tidak ada maka dengan beberapa teguk air.” (HR. Abu Dawud, dan At-Tirmidzi, Ad-Daruquthni)
     Jangan lupa, berdoa sebelum berbuka puasa dengan doa, “Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat dan telah tetap pahala insya Allah subhanallahu wata’ala.” (HR. Abu Dawud, An-Nasai)
(Dikutip dari Buletin Baitul Izzah Edisi 07 Tahun 3)

No comments: