Thursday, October 27, 2011

“Kalah” Bukan Berarti Pecundang


Dalam kehidupan sehari-hari semua orang pasti pernah mengalami, kesedihan, kehancuran yang bahkan sering membuat patah semangat. Kondisi seperti inilah yang membuat seseorang menjadi “Down” ketika akan menghadapi masalah-masalah berikutnya, karena setiap manusia akan mengalami, menghadapi dan menemui masalah setiap waktu dan kita sebagai manusia tidak mungkin tahu kapan masalah tersebut datang juga kapan masalah tersebut akan selesai. Saat menghadapi suatu masalah pasti akan mengalami pilihan-pilihan sulit yang kita sendiri mau tidak mau harus memilihnya, dan menanggung sendiri akibat yang ditimbulkan jika salah memilih pilihan itu. Jika memang seseorang dapat mengatasi masalah tersebut, maka dia bisa dikatakan sebagai pemenang dalam “pertandingan”. Sebaliknya jika seseorang gagal atau tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut berarti dia kalah dalam “pertandingan”. Akan tetapi dibalik semua itu setiap masalah yang dihadapi pasti mempunyai hikmah tersendiri, walaupun ketika memilih “jalan” yang salah tetap saja akan menimbulkan hikmah dibalik semuanya.
     Untuk itu setiap masalah yang timbul hanya ada dua hasilnya, yaitu berhasil atau gagal. Ketika seorang berhasil menyelesaikan masalah maka orang tersebut memang memahami dan mengetahui tindakan apa yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah itu. Tapi ketika seorang gagal menyelesaikan masalah maka yang terjadi adalah kecewa. Tidak berhenti disini, bahwa orang yang gagal belum tentu kalah dalam mengahadapi masalah begitu pula dengan keberhasilan orang dalam menyelesaikan masalah belum tentu menang. Sehingga kalah atau gagal dalam mengahadapi masalah bukan berarti seseorang tersebut sebagai pecundang karena tidak bisa meyelesaikan masalah. Ketika seseorang menghadapi masalah kemudian dia mundur dan tidak berniat menyelesaikan menghindari masalah saat itulah seseorang dinyatakan sebagai pecundang, karena tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan hanya bisa menghindar tanpa menyelesaikannnya, padahal suatu masalah diciptakan untuk diselesaikan bukan untuk dihindari. Kalaupun tidak bisa menyelesaikan masalah, akan tetapi masih ada usaha untuk menghadapinya saat itu juga dia masih punya kesempatan untuk menang. Sang Pencipta alam semesta ini memang adil-seadil adilnya, buktinya selalu ada hari “esok”. Artinya disini kita sebagai manusia diberi kesempatan untuk memperbaiki keasalah-kesalahan yang diperbuat, memang mustahil untuk mengembalikan waktu ke masa kita salah “langkah” dalam mengambil keputusan sehingga kesempatan untuk memperbaiki kesalahan “diganti” dengan hari berikutnya, agar kita tidak terjerumus ke dalam lubang yang sama. Karena setiap menghadapi masalah pasti akan menemui masalah yang sama saat itulah kita bisa menghadapi masalah tersebut tanpa mengulangi kesalahan yang kedua kalinya.
     Usaha yang dilakukan pasti akan menghasilkan sesuatu apa yang kita inginkan, seorang pecundang tidak akan melakukan usaha apapun setelah kalah, hanya akan meratapi nasib, kecewa, serta buang-buang waktu yang tidak aka nada hasilnya. Seseorang yang mengalami kekalahan bukan hanya diam seribu bahasa tetapi harus melakukan sesuatu agar punya kesempatan untuk menang. Saat dalam kondisi kalah kemudian seseorang itu bangkit dari keterpurukan saat itulah orang tersebut dikatakan kuat dan punya kesempatan untuk menang, karena orang yang tidak pernah merasakan kekalahan tidak akan pernah punya kesempatan untuk menang.

No comments: