Menangis
merupakan sikap yang utama manakala yang bersangkutan melihat kelalaian pada
dirinya atau merasa takut akan kesudahannya yang buruk. Menangis merupakan
perbuatan yang terpuji manakala hamba yang bersangkutan ingat kepada Rabb nya
dan takut akan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Menangis merupakan bukti yang
menunjukkan ketaqwaan hati, ketinggian jiwa, kesucian sanubari dan kelembutan
perasaan. Allah memuji rasul-rasul-Nya yang suka menangis sebagaimana yang
disebutkan dalam firman-Nya: Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha
Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.
QS
Maryam 58
Allah
SWT menggambarkan sifat kekasih-kekasih-Nya yang shalih melalui firman-Nya yang
menyebutkan:
Dan
mereka menyungkurkan muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.
QS Al
Israa' 109
Sebaliknya,
Allah mencela musuh-musuh-Nya karena mereka berhati keras dan kasar melalui
firman berikut:
Maka
apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini, dan kamu menertawakan dan
tidak menangis.
QS An
Najm 59-60
Allah
memuji kaum lainnya melalui firman berikut:
Dan
apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu
lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur'an) yang
telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri).
QS Al
Mà'idah 83
Rasulullah
SAW adalah penghulu orang-orang yang khusyu' kepada Rabb nya dan pemimpin
orang-orang yang takut kepada Raja pada hari Pembalasan. Rasulullah SAW adalah
penutup para rasul. Sesungguhnya beliau adalah orang yang selalu basah kelopak
matanya, cepat lagi pemurah air matanya, lembut hatinya, sangat peka perasaannya
dan sangat penyayang. Air matanya keluar dengan tulus dan suci serta suara
isakannya terdengar penuh dengan rasa khusyu' dan taat. Tangisannya
meninggalkan bekas pendidikan yang mendalam dihati para sahabatnya yang
menggugah mereka untuk mengikuti jejaknya dengan baik, lebih dari pengaruh yang
ditinggalkan oleh khutbah yang fasih dan nasehat manapun yang menyentuh.
Rasulullah
SAW menangis saat membaca Al Qur'an. Sesungguhnya pernah pada suatu malam dalam
qiyamnya beliau membaca firman berikut berulang-ulang dengan air mata yang
bercucuran:
Jika
Engkau menyiksa mereka, maka sesunguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau; dan
jika Engkau mengampuni mereka, serungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
QS Al
Mà'idah 118
Dan
sebagian besar malam harinya dipenuhi oleh tangisannya. Beliau menangis saat
mendengarkan bacaan Al Qur'an. Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa
Rasulullah SAW pernah bersabda kepada sahabat 'Abdullah bin Mas'ud ra:
"Bacakanlah
Al Qur'an untukku!"
Ibnu
Mas'ud menjawab: "Bagaimana aku akan membacakan Al Qur'an untukmu, padahal
Al Qur'an diturunkan kepadamu?".
Rasulullah
SAW menjawab: "Bacalah Al Qur'an, karena sesungguhnya aku suka
mendengarkannya dari selainku".
Ibnu
Mas'ud ra pun membaca permulaan surat An Nisaa' sampai pada firman-Nya: “Maka
bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan
seorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad)
sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)”.
QS An
Nisaa' 41
Maka
Rasulullah SAW bersabda: "Cukuplah bacaanmu sampai disini!" Ketika
kulihat, ternyata kedua mata beliau mencucurkan air matanya. (Hadits
diketengahkan oleh Bukhari 4582, 5055, dan Muslim 800 melalui 'Abdullah bin Mas'ud
ra).
Rasulullah
SAW selalu khusyu' saat mendengarkan Al Qur'an. Dalam sebuah hadits shahih
disebutkan bahwa pada suatu malam beliau mendengarkan bacaan Al Qur'an yang
dilakukan oleh Abu Musa Al Asy'ari, kemudian pada pagi harinya beliau bersabda
kepadanya: "Seandainya engkau melihatku tadi malam saat mendengarkan
bacaan Al Qur'anmu (tentulah engkau kagum) sesungguhnya engkau telah
dianugerahi suara bulu perindu seperti suara Dawud." (Hadits diketengahkan
oleh Bukhari 5048 dan Muslim 793 melalui Abu Musa).
Abu
Musa pun berkata: "Seandainya aku mengetahui bahwa engkau mendengarkan
bacaanku, tentulah aku akan lebih memperindah lagi suaraku untukmu" yakni
niscaya aku akan membaguskan dan memerdukan suaraku lebih dari itu. (Tambahan
ini diketengahkan oleh Al Baihqi dalam "Sunanul Kubra" 4484, 208421
dan "Syu'abul Iman" 2604)
Abdullah
bin Syikhkhir ra telah meriwayatkan dalam sebuah hadits shahih:
"Aku
masuk menemui Rasulullah SAW yang saat itu sedang shalat, sedang dari dalam
dadanya terdengar suara gemuruh seperti gemuruh panci saat mendidih karena
suara tangisannya."
Rasulullah
SAW menghadiri pemakaman jenazah putrinya, Zainab dan beliau duduk di pinggir
kuburan, sedang kedua matanya mengeluarkan air mata karena ngeri melihat
pemandangan yang disaksikannya, teringat akan kesudahan yang akan dialami oleh
setiap orang dan memikirkan kesudahan yang bakal dialami oleh semuanya. Para
sahabat menyaksikan pemandangan yang berkesan lagi penuh pelajaran ini dari
Rasulullah SAW. Rasulullah SAW memberitakan keutamaan menangis karena takut
kepada Allah. Untuk itu, beliau menceritakan perihal tujuh macam orang yang
berada dalam naungan Allah pada hari tiada naungan, kecuali hanya naungan-Nya.
Rasulullah
SAW menyebutkan "Dan seorang yang mengingat Allah dalam kesendiriannya, lalu
bercucuranlah air matanya" (Hadits diketengahkan oleh Bukhari 660, 1423,
6806 dan Muslim 1031 melalui Abi Hurairah ra).
Dalam
sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: "Ada
dua macam mata yang sama sekali tidak akan disentuh oleh api neraka, yaitu mata
yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang semalaman berjaga-jaga
dijalan Allah" (Hadits diketengahkan oleh Tirmidzi 1639 dan Al Baihaqi
dalam "Syu'abul Iman" 796 melalui Ibnu 'Abbas ra)
Tangisan
yang dianjurkan oleh syari'at adalah tangisan karena takut kepada Allah,
teringat akan hari menghadap dan berdiri di hadapan-Nya, dan memikirkan
ayat-ayat syari'at-Nya dan yang terdapat pada semesta alam. Tangisan merupakan
pertanda kesetiaan dan termasuk amalan para wali yang utama, terlebih lagi bila
karena menyesali kedurhakaan yang telah dilakukan, saat melalaikan suatu
ketaatan, takut karena azab, kasih sayang karena musibah, kelembutan saat
mendengarkan nasehat dan karena takut saat bertafakkur. Akan tetapi, menangis
karena dunia bukan hal yang terpuji, karena dunia terlalu kecil dan terlalu
murah untuk ditangisi dan lagi dunia bukan suatu hal yang patut untuk
ditangisi.
Tangisan
Rasulullah adalah tangisan paling mulia dan paling utama, karena menunjukkan
keyakinan akan kebesaran Allah dan rasa takut yang sangat akan keagungan-Nya
serta membuktikan kebenaran ma'rifatnya dan pengetahuannya yang baik tentang
segala kesudahan. Semua amal perbuatan Rasulullah berada di atas kedudukan yang
tertinggi di antara semua amal perbuatan dan keadaan yang paling puncak dari
semuanya. Rasulullah SAW bukanlah orang yang suka mengeluh lagi tergesa-gesa,
yang mudah menyesal karena terlewatkan dari bagian duniawi, dan putus asa
karena kehilangan mata pencaharian yang rendah. Beliau bukan pula seorang yang
angkuh, sombong lagi keras hati yang tidak dapat terpengaruh oleh adegan-adegan
yang menyentuh hati dan tidak tergerak oleh keadaan-keadaan yang kritis. Bahkan
tangisan beliau, penyesalan dan kekecewaannya hanyalah karena ingin meraih
ridha Rabb nya semata. Dan adalah senyum, tawa dan kegembiraannya hanyalah
karena berada dalam ketaatan kepada Khaliqnya. Pada garis besarnya, setiap
pekerti diantara pekerti yang mulia dan setiap sifat diantara sifat yang utama,
diri beliau merupakan teladan yang tertinggi dan contoh yang terbaik: Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu.
QS Al
Ahzaab 21
Sesungguhnya
para sahabatnya sering melihatnya diatas mimbar, sedang air matanya mengucur
deras; isakannya terdengar keras dan dari dadanya terdengar suara gemuruh
karena tangisannya. Pada saat itu juga seluruh mesjid dipenuhi dengan tangisan
dan air mata.
Masing-masing
orang yang ada didalamnya menundukkan kepalanya membiarkan ungkapan diwakili
oleh matanya masing-masing di hadapan pemandangan yang tak dapat dihapus oleh
masa dan tidak akan terlupakan oleh zaman. Ya Allah, seperti inilah Muhammad
Rasulullah SAW menangis dihadapan manusia; seperti inilah mengucur air matanya
dan kelopak matanya basah oleh airmatanya, padahal beliau adalah orang yang
paling mengenal Allah, paling mengetahui wahyu dan paling mengetahui kesudahan
yang bakal dialami. Tangisan Rasulullah SAW muncul dari dalam kalbu yang
dipenuhi dengan rasa takut kepada Allah dan dari dalam jiwa yang dipenuhi oleh
kecintaan kepada Allah, sehingga air matanya seakan-akan hampir berbicara
sendiri kepada manusia dan hampir saja tangisannya jauh lebih berkesan dan
lebih menyentuh ketimbang nasehat yang dilakukan oleh siapapun dan lebih fasih
ketimbang semua kalimat yang diungkapkan oleh siapapun. Sesungguhnya engkau
lebih sayang daripada air mataku kepada penglihatanju maka sejak hari ini semua
yang disayangi sesudahmu adalah hal yang tiada artinya lagi.
Manfaat
Menangis
Berikut
7 manfaat menangis untuk kesehatan yang didapatkan setelah menangis dan
mengeluarkan air mata.
1.
Membantu penglihatan
Air
mata ternyata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu
sendiri. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran
mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.
2.
Membunuh bakteri
Tak
perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami.
Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan “lisozom” yang dapat
membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-2 yang tertinggal dari keyboard komputer,
pegangan tangga, bersin dan tempat-2 yang mengandung bakteri, hanya dalam 5
menit.
3.
Meningkatkan mood
Seseorang
yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, mood
seseorang akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis
karena emosi mengandung 24 persen protein albumin yang berguna dalam meregulasi
sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.
4.
Mengeluarkan racun
Seorang
ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan
menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional
ternyata mengandung racun.
Tapi
jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa
racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.
5.
Mengurangi stres
Bagaimana
menangis bisa mengurangi stres ? Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon
stres yang terdapat dalam tubuh yaitu “endorphin leucine-enkaphalin” dan
“prolactin.” Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan
penyakit-2 yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.
6.
Membangun komunitas
Selain
baik untuk kesehatan fisik, menangis juga bisa membantu seseorang membangun
sebuah komunitas. Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya
di depan teman-2′nya atau seseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini
bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan juga bersosialisasi.
7.
Melegakan perasaan
Semua
orang rasanya merasa demikian. Meskipun kamu didera berbagai macam masalah dan
cobaan, namun setelah menangis biasanya akan muncul perasaan lega.
Setelah
menangis, sistem limbik, otak dan jantung akan menjadi lancar, dan hal itu
membuat seseorang merasa lebih baik dan lega. Keluarkanlah masalah di pikiranmu
lewat menangis, jangan dipendam karena kamu bisa menangis meledak-ledak.
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang
menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa
masuk kembali ke tempat keluarnya.” (HR. Tirmidzi [1633]).
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada tujuh golongan yang akan
dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya;
[1]
seorang pemimpin yang adil,
[2]
seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ta’ala,
[3]
seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid,
[4]
dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah
karena-Nya,
[5]
seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan kerkedudukan dan cantik
[untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku takut kepada
Allah’,
[6]
seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya
tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan
[7]
seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya
mengalirkan air mata (menangis).” (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).
No comments:
Post a Comment