Sunday, May 25, 2014

My Mother My Hero


     "Kenapa denganmu wajahmu penuh dengan kebimbangan. Ibu tau pasti ada masalah denganmu, kamu tidak perlu menceritakan Ibu sudah tau" suaranya yang lembut dan lirih menunjukan kalau beliau adalah orang yang  spesial yang pernah Aku temui di dunia ini. "kamu tidak perlu khawatir dengan hidupmu yang begini-begini saja yang biasa-biasa saja dan tidak pernah istimewa, Ibu tau walaupun kamu sudah bekerja kenapa tidak bisa berubah kehidupan ini? kamu terlalu bimbang memikirkan hal yang duniawi, bukalah sedikit hatimu." Aku semakin merunduk. Kepalaku seakan tak bisa diangkat ke atas mendengar ucapan seorang Ibu yang begitu bijaksana. "Ibu tidak meminta kamu harus sekolah tinggi-tinggi S2, S3 atau apalah, yang penting kamu bisa melakukan yang terbaik bagi kamu dan keluarga ini. Kebimbanganmu bahkan terlihat setelah kamu lulus harus memilih bekerja atau melanjutkan sekolah. Pendidikan itu bukan segala-galanya. Entah mau sekolah yang bagaimanapun yang namanya rezeki tidak bakal tertukar. Bukannya Ibu melarang mereka yang bisa melanjutkan sekolah tapi Ibu cuma ingin kamu mengerti gelar bagi Ibu tidaklah penting yang paling penting adalah sosok kamu di lingkungan baru bagaimana? pengetahuanmu, skill kerjamu, itu yang penting. Silahkan yang mau melanjutkan sekolah Ibu tidak melarang, Ibu inginkan jadilah anak yang bisa bermanfaat bagi kamu sendiri, keluargamu, lingkunganmu. Ibu tau kamu terlalu memikirkan keluarga ini 'besok' akan jadi apa, kamu terlalu memikirkan 'besok' kehidupanmu bagaimana? kamu terlalu dan selalu berpikir dan membuatmu menjadi tertekan."

     Aku tidak bisa beranjak dari tempat dudukku dan hanya bisa terdiam, Aku tahu kalau ini adalah suatu yang mungkin bisa bermanfaat buat Aku selang sekitar 10 menit terdiam Ibu berada disampingku dan memulai menasihati lagi. "Nak, pekerjaamu bukan dilihat dari hasil Gaji tidak masalah berapapun upah yang kamu terima asal itu cukup bukannya kita sudah bisa mengucap syukur, Ibu tau impianmu tapi bersabarlah kamu yang baru akan memasuki 23 tahun masih cukup panjang jalan yang bisa kamu tempuh, pengalaman atas dunia kerjamu akan bermanfaat dikemudian hari. Ibu percaya kamu itu orang yang rajin dan bisa mengatur segala sesuatu terencana walaupun kadang gagal, dan bisa mengatur keuanganmu mirip sekali dengan Ibu, Ibu yakin kamu pasti bisa berhasil dikemudian hari. Yakinlah pada dirimu sendiri apa yang kamu kerjakan apa yang kamu lakukan itu pasti ada manfaatnya jangan terlalu kecewa." Mataku mulai berkaca-kaca dan menteslah air mataku. "Menangis itu boleh tapi sewajarnya.. dan Ibu tau menangis bisa melegakan hati seseorang ketika sedang merasakan kepedihan yang tidak bisa diungkapkan lagi dengan kata-kata dan mencurahkan emosional seseorang, tapi dengan menangis tidak akan bisa menyelesaikan apapun setelah menangis tegarlah, kuatlah, berdirilah, semua orang pasti mengalami penderitaan dan selalu berbeda sesuai dengan batasan manusia itu sendiri, dan kamu adalah salah satu orang yang mengalami penderitaan agar kamu bisa kuat. Memaafkan dan menerima adalah tindakan yang bisa kamu lakukan saat ini. Wajah pura pura bahagiamu pura-pura kamu baik-baik saja tidak bisa terlihat oleh teman-temanmu tapi Ibu bisa melihatmu, kesedihanmu, kesakitanmu, keragu-raguan bersabarlah Nak kamu pasti anak yang kuat" Diam sejenak kemudian Ibu mulai kembali berbicara "kalau soal jodoh apalagi" Aku malah tersenyum, bukan soal itu yang membuatku bimbang tapi ya sudahlah itu kan insting Ibu yang mau bicara ke anaknya "tidak masalah kamu dengan siapapun Ibu percaya padamu karena kamulah yang merasakan cocok atau tidak tapi pesan Ibu cuma satu Cintailah Dia karena Allah. apa kamu sudah mencintai Allah? bagaimana Shalatmu? Ngajimu? udah hafal berapa juz?" Aku malah tersenyum mendengarkan Ibu bicara, yang tadinya menangis jadi bisa tertawa "Kamu itu orangnya tulus dan penyayang, mungkin bukan hanya Ibu yang tau, teman-teman dekatmu pasti ada yang tau" Aku yang mendengar ucapan Ibu Aku langsung berpikir bagaimana Ibu tahu? karena Aku tidak pernah bercerita tentang siapa orang yang Aku sukai "baiklah Ibu kasih contoh Jam Tangan. Jam Tanganmu itu sejak masih jaman SD sampai kamu kerja itu masih kamu pakai? bukannya kamu bisa membelinya yang lebih bagus?? HP mulai dari SMA sampai mau lulus kuliah baru beli HP bagus, kemudian Sepatu selama kuliah mungkin kamulah satu-satunya orang satu kampus yang beli sepatu saat kuliah cuma satu kali dan hanya punya satu sepatu dan baru beli lagi pas kerja, yang pasti barang-barang yang kamu punya selalau kamu jaga dengan baik dari situlah Ibu tau kalau kamu itu penyayang" Dalam hatiku iyaa semua memang benar, Aku cuma menjaga tanggung jawab apa yang aku punya saat itu "Satu hal lagi kamu jangan pernah takut kehilangan, kalau itu jodoh pasti kembali biar bagaimanapun juga, bukankah kamu yang merasakannya sendiri dari Jam Tangan Ulang Tahun pemberian teman-temanmu? udah hilang berapa bulan itu dan akhirnya bisa kembali ke pemiliknya?" Memang benar, jam pemberian teman-temanku saat Aku ulang tahun merupakan pertama kali Aku mendapatkan kado ulang tahun semeriah itu dan Aku menghilangkannya saat itu Aku menyesal sekali kado pertamaku bisa hilang dan selang beberapa bulan setelah Aku sudah kerja ada yang mengembalikan Jam Tangan itu. "Ibu yakin kamu pasti menemukan orang yang tepat yang bisa melihat kebaikanmu menerima kekuranganmu, Allah selalu memberikan Rezeki pada hambanya yang baik, dan semoga kamu selalu menjadi anak yang baik, perbaikilah dirimu, tingkatkan ibadahmu, shalatmu, ngajimu, bacaan tajwidmu kamu akhir-akhir ini terlalu bersifat duniawi dan Ibu jarang mendengakan kamu ngaji, bukan Ibu melarang tapi Ingatlah pada Allah kalau semua kembali padanya, ini waktu yang tepat buat kamu karena menjelang bulan Ramadhan." Ibu bangkit dari tempat duduknya dan berlalu dan aku cuma bisa diam sejenak. Maafkan anakmu ya Ibu Aku memang sedang dalam proses untuk tumbuh menjadi Dewasa Aku mungkin tidak sebijak Ibu, tidak sekuat Ibu tapi Aku pasti melakukan hal yang terbaik buat Ibu, buat keluarga ini. Maafkan kalau keadaan masih sama dan Aku masih belum bisa membuat perubahan. Maaf Aku terlalu bersifat duniawi dan mungkin Aku egois maaf Ibu.

No comments: