Friday, July 29, 2011

Manusia Adalah Makhluk Yang Tidak Pernah Saling Memahami

     Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda apapun itu, hal tersebut selalu menjadi satu kenyataan yang selalu dibicarakan. Pada dasarnya setiap manusia memiliki nilai kurang atau lebih entah itu orang terpandang, terkenal, bahkan sampai orang "kecil" yang tidak begitu terpandang. "Mata hati" manusia memang selalu berbeda, ada yang bisa menggunakan mata hati tersebut sebagai jalan hidup yang akan diambil manusia ada juga mata hati yang buta yang selalu tertutup akan kegelapan dan tidak akan pernah tahu bagaimana jalan hidup yang dilaluinya akan diambil. Sekarang kehidupan manusia bisa dibilang "enak" atau tidak itupun tidak bisa jadi acuan selalu relatif, bagaimana upaya yang dilakukan manusia itu bisa hidup enak. Bagaimanapun manusia selalu mempunyai sifat yang tidak pernah puas, sehingga inilah yang menyebabkan manusia selalu ingin, ingin, dan ingin lebih. Dari hal itulah manusia akan selalu mengatakan kehidupan tidak bisa dinyatakan enak kalau masih belum bisa memenuhi kebutuhan yang diinginkan manusia tersebut.
     Terlepas dari hal itu tentunya kebutuhan setiap manusia selalu membutuhkan orang lain. Sebagai contoh manusia ingin membeli sayur, pasti ia akan mencari pedagang sayur. Hal ini membuktikan kalau manusia tidak bisa hidup "sendiri".
Tetapi dibalik semua itu hubungan antar sesama manusia bukan berarti akan selalu baik, memang semua orang diharuskan untuk berbuat baik kepada orang lain, yang membuat semua terlihat berbeda adalah kondisi yang dimiliki oleh orang tersebut. Sekarang bukan lagi zaman saling mengerti, bahkan dalam sebuah komik Naruto salah seorang tokoh dalam komik tersebut mengatakan "ada satu hal yang pasti dan dibuktikan oleh sejarah bahwa manusia adalah makhluk yang sampai kapanpun tidak akan pernah saling memahami" kalau ditelaah lebih dalam perkataan ini bisa dinyatakan kebenaraannya bahkan sejarah juga membuktikannya. Indonesia sebagai negara yang kita tempati pernah dijajah oleh bangsa lain selama berpuluh - puluh tahun. Dengan banyak korban yang berjatuhan, hidup saat itu tidak tenang bahkan untuk mencari pendidikanpun sulit, coba kalau tidak ada penjajah apa yang terjadi?  mungkin saat itu mereka (pahlawan kita) tidak perlu mengorbankan nyawanya untuk hal ini. Akan tetapi, dibalik ini memang penuh hikmah yang bisa kita ambil bisa jadi kalau tidak ada penjajah mungkin tidak akan ada tempat bersejarah di negara kita. Itu salah satu contoh di masa lalu, bagaimana di masa sekarang?. kata "manusia tidak bisa saling memahami" kembali terbukti. banyak sekarang pedagang makanan yang menggunakan formalin sebagai bahan pengawet, padahal formalin sendiri adalah bahan pengawet yang sangat tidak boleh dikonsumsi oleh tubuh manusia sangat berbahaya. Kenapa dijual dan diedarkan dimasyarakat? Aku sangat yakin para pedagang juga paham akan hal ini tapi, mengapa mereka melakukan? sekali lagi bahwa mereka melakukannya untuk meraup keuntungan sendiri tidak memperdulikan kondisi orang lain yang mengkonsumsinya karena itu bukan urusannya. Manusia tidak akan pernah memahami hal ini, tak peduli jika bukan urusannya. Apalagi sekarang banyak pejabat - pejabat bahkan wakil - wakil rakyat yang melakukan korupsi. Di Indonesia sudah bukan merupakan hal umum lagi, bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Apakah para pejabat, wakil rakyat mengetahaui dampak yang ditimbulkan dari hal yang dilakukannya? mereka tidak akan pernah tahu, tidak akan mengerti, tidak akan memahami, bagaimana kondisi rakyatnya yang masih banyak menderita karena ulah mereka, hal itu tidak diperdulikan mereka hanya ingin memenuhi keinginannya sendiri dan menghiraukan kondisi rakyatnya. Yang paling mengenaskan adalah bagaimana bisa lembaga seperti KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sebagai lembaga yang bisa "menghilangkan" korupsi di negri ini, sekarang malah petinggi - petingginya juga terseret korupsi. Ini sebagai contoh bagaimana pernyataan tersebut memang ada benarnya. Kalau mau saling mengerti dan memahami rasakanlah penderitaan yang sama dengan mereka yang mengalami penderitaan. Bukan hanya lewat perkataan "Saya mengerti kondisimu" hal ini cuma omong kosong belaka, manusia akan mengerti ketika mengalami penderitaan yang sama. Memang perkataan ini terlalu ekstrim, akan tetapi itulah kenyataan yang ada dan dialami manusia saat ini.

No comments: